PEDOMAN UMUM
PEMBENTUKAN ISTILAH
Deflnisi Istilah
Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Tata
Istilah dan Tata Nama
Tata istilah ialah perangkat peraturan pembentukan
istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya. Tata nama istilah ialah perangkat
peraturan penamaan beberapa
cabang ilmu, seperti
kimia dan biologi
beserta kumpulan nama yang dihasilkannya.
Istilah Khusus
dan lstilah Umum
Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya dan/
atau maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu,
sedangkan istilah
umum ialah istilah yang menjadi
unsur bahasa yang digunakan secara umum.
CONTOH:
Istilah Khusus Istilah Umum
diagnosis daya
pidana penilaian
Kata Dasar Peristilahan
Kata dasar peristilahan
ialah bentuk bahasa yang di
pakai sebagai istilah dengan tidak mengalami penurunan bentuk, atau yang dipakai sebagai alas istilah yang berbentuk turunan.
CONTOH: Kata Dasar Bentuk Turunan
Pengimpor Impor
Ion pengiona
Imbuhan Peristilahan
Imbuhan peristilahan ialah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga menghasilkan
bentuk turunan yang dipakai
sebagai istilah. Im buhan berupa awalan, akhiran, dan sisipan atau
gabungannya.?
MISALNYA:
pen
+ cacah pencacah
lapis + an lapisan
klorin + i klorini
ke
+ jenuh + an kejenuhan
g
+ el + igi geligi
Kata Berimbuhan Peristilahan
Kata berimbuhan peristilahan ialah istilah (ber- bentuk turunan)
yang terdiri atas kata dasar dan
imbuhan.
MISALNYA:
bersistem pemolimeran
pendakwaan tersinar-X
Kata Ulang Peristilahan
Kata ulang peristilahan ialah istilah yang
berupa ulangan kata dasar seutuhnya atau sebagiannya, dengan
atau tanpa pengimbuhan
dan perubahan bunyi.
MISALNYA:
Jari » jejari
Kuning » kekuning-kuningan
Langit » langit-langit
Pohon » pepohonan
Gabungan Kata Peristilahan
Gabungan kata peristilahan ialah istilah yang terben-
tuk
dari beberapa kata.
MISALNYA:
angkatan bersenjata daya angkut
komisaris utama persegi panjang
pusat listrik tenaga air
Perangkat Kata Peristilahan
Perangkat kata peristilahan ialah kumpulan istilah yang dari
bentuk yang sama, baik dengan proses penambahan, pengurangan, maupun dengan proses penurunan kata.
MISALNYA:
absorbent (nomina) –erap
absorbent (adjektiva) serap
absorber zat terserap
SUMBER ISTILAH
1.Kosakata Bahasa Indonesia
Kata Indonesia
yang dapat dijadikan bahan istilah
ialah kata umum, baik yang lazim
maupun yang tidak lazim, yang memenuhi salah satu syarat atau lebih yang berikut ini.
a.
Kata yang dengan
tepat mengungkapkan makna
konsep, proses,
keadaan atau sifat
yang dimaksud-
kan, seperti tunak (steady), telus (percolate), imak (simulate).
b.
Kata yang lebih
singkat daripada yang lain yang
berujukan sama seperti gulma jika dibandingkan
dengan tumbuhan
pengganggu, suaka (politik) dibandingkan dengan perlindungan (potitik).
c. Kata yang tidak bernilai
rasa (konotasi) buruk dan
yang sedap didengar (eufonik), seperti pramuria jika tidak dibandingkan
dengan hostes, tunakarya dibandingkan dengan penganggur.
Di samping itu, istilah
dapat berupa kata umum yang
diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan makna asalnya.
MISALNYA:
|
2.Kosakata Bahasa
Serumpun
Jika di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan isti- lah yang dengan tepat dapat mengungkapkan kon- sep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan, maka istilah dicari dalam bahasa serumpun, baik
yang
lazim maupun yang tidak lazim
MISALNYA:
Istilah yang lazim Istilah yang tidak lazim atau sudah kuno
gambut (Banjar) gawai (Jawa)
nyeri
(Sunda) luah (Bali, Bugis, Minangkabau, Sunda)
3.Kosakata Bahasa
Asing
Jika baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa se- rumpun tidak ditemukan istilah yang tepat, maka ba- hasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan
Indonesia. Istilah
baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan istilah
asing.
MISALNYA:
samenwerking kerjasama
balanced budget anggaran berimbang
ASPEK TATA BAHASA DALAM
PERISTILAHAN
1.Penggunaan Kata Dasar
Istilah dapat berbentuk kata dasar.
MISALNYA:
|
Jika bentuk dapat dipilih antara kata dasar dan kata turunan, bentuk kata dasarlah yang diprioritaskan dengan
syarat
bahwa konsep dasarnya tidak berubah.
MISALNYA:
gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu harga jual lebih
baik daripada harga penjualan
2.Proses Pengimbuhan
Perangkat istilah berimbuhan
menunjukkan per- talian yang teratur antara bentuk dan maknanya. Keteraturan itu hendaknya dimanfaatkan dalam
pengungkapan makna konsep
yang berbeda-beda. Bentuk berimbuhan
yang menunjukkan pertalian
makna dapat digambarkan sebagai
berikut
|
3.Proses Pengulangan
Istilah yang mengungkapkan
konsep keanekaan,
ke- miripan, kumpulan, pengaburan, atau perampatan (generalisasi)
dapat dibentuk dengan reduplikasi.
MISALNYA:
baris baris-berbaris
daun dedaunan
4.Proses Penggabungan
Istilah yang berupa gabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat
mengikuti contoh meja tulis, ker- ja
sama, sekolah menengah.
MISALNYA:
angkat besi balok kotak (box girder)
daya angkut direktur muda
ASPEK SEMANTIK PERISTILAHAN
1.Perangkat Istilah yang Bersistem
Dalam bidang
tertentu
deret
konsep yang ber-
kaitan dinyatakan dengan perangkat istilah yang strukturnya juga mencerminkan bentuk
yang ber- kaitan dengan konsisten.
MISALNYA:
a. morpheme morfem
phoneme fonem
sememe semem
taxeme taksem
b. eigendomsrecht hak milik
kiesrecht hak pilih
stakingsrecht hak mogok
c.
power daya
2.Sinonim dan Kesinoniman
Dua kata atau lebih
yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi berlainan bentuk luarnya,
disebut sinonim. Jika terdapat istilah yang sinonim, maka perlu diadakan seleksi berdasarkan ketiga golongan istilah yang berikut.
a. Istilah yang diutamakan, yakni istilah yang pema- kaiannya dianjurkan sebagai istilah baku.
MISALNYA:
gulma lebih baik daripada tumbuhan pengganggu hutan bakau (mangrove forest) lebih baik daripada
hutan payau
mikro- (micro-)—dalam hal tertentu—lebih baik dari-
pada renik
3.Homonim dan Kehomoniman
Homonim ialah bentuk (istilah) yang sama ejaan atau
lafalnya, tetapi yang mengungkapkan makna
yang berbeda karena berasal dari asal yang ber-
lainan. Ada dua jenis homonim, yaitu homograf dan homofon.
a.
Homograf
Homograf ialah bentuk istilah
yang sama ejaan-
nya, tetapi mungkin lain lafalnya.
b. Homofon
Homofon ialah bentuk sama lafalnya, tetapi ber-
lainan ejaannya
4.Hiponim dan Kehiponiman
Hiponim ialah bentuk yang maknanya terangkum
oleh bentuk superordinatnya yang mempunyai makna
yang lebih luas.
Kata mawar, melati, cempa- ka, misalnya, masing-masmg disebut hiponim ter- hadap kata bunga
yang menjadi superordinatnya.
Di dalam terjemahan, istilah superordinat pada umumnya tidak disalin dengan salah satu hiponim-
nya, kecuali jika dalam bahasa Indonesia tidak terda- pat istilah superordinatnya. Kata poultry, misalnya,
diterjemahkan dengan unggas,
dan
tidak dengan ayam atau bebek.
5.Kepoliseman
Kepoliseman ialah gejala keanekaan
makna yang di-
miliki oleh bentuk (istilah). Kepoliseman itu timbul karena pergeseran oleh makna atau tafsiran yang
berbeda. Misalnya, kepala (jawatan), kepala (orang),
kepala (sarung).
MISALNYA:
a. (cushion) head topi (tiang-pancang)
head (gate) (pintu air) atas
(nuclear) head hulu (nuklir)
(velocity) head tinggi (tenaga kecepatan)
b. (detonating) fuse sumbu (ledak)
fuse sekering
to fuse melebur, berpadu
ISTILAH SINGKATAN dan LAMBANG
1.Istilah Singkatan
Istilah singkatan ialah bentuk istilah yang tulisannya
dipendekkan menurut tiga cara yang berikut
- Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih, tetapi yang bentuk lisannya se- suai dengan bentuk istilah lengkapnya.
- Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu hu- ruf atau lebih yang lazim dilisankan huruf demi huruf.
- Istilah yang dibentuk dengan menanggalkan se- bagian unsurnya.
2.Istilah Akronim
Istilah akronim ialah singkatan yang berupa
gabung- an huruf awal, gabungan suku kata, atau pun ga-
bungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
MISALNYA:
laser (light amplification by
stimulated emission of radiation)
radar (radio detecting and ranging)
3.Huruf Lambang
Huruf
Iambang ialah
satu huruf atau lebih
yang melambangkan konsep dasar ilmiah seperti kuanti tas, satuan, dan unsur. Huruf lambang tidak diberi titik di belakangnya.
MISALNYA:
F gaya
Hg air raksa (kimia)
4.Gambar Lambang
Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep ilmiah
menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan.
MISALNYA:
@ kongruen (matematika)
º identik (matematika)
S jumlah beruntun (matematika)
~ setara (matematika)
5.Satuan Dasar Sistem Internasional (SI)
Satuan dasar Système Internasional d'Unités yang diperjanjikan secara internasional
dinyatakan de- ngan huruf lambang.
6.Besaran Dasar Lambang Satuan dasar
arus listrik
|
A
|
ampere
|
intensitas cahaya
|
Cd
|
kandela
|
kuantitas zat
|
mol
|
mol
|
Massa
|
Kg
|
kilogram
|
Panjang
|
M
|
meter
|
suhu termodinamika
|
K
|
kelvin
|
Waktu
|
S
|
sekon, detik
|
7.Kelipatan dan Fraksi Satuan Dasar
Untuk menyatakan kelipatan dan fraksi satuan dasar
atau turunan digunakan nama dan lambang bentuk terikat berikut.
Bentuk
Faktor Lambang Terikat Misal
1012 T tera- terahertz
8.Sistem Bilangan
Besar
Sistem bilangan besar di alas satu juta yang dianjur-
kan
adalah sebagai berikut.
109 biliun jumlah nol 9
1012 triliun jumlah nol 12
9. Tanda Desimal
Sistem satuan Internasional menentukan
bahwa tan-
da desimal dapat
dinyatakan dengan koma atau titik.
MISALNYA:
3,0 atau 3.52
EJAAN DALAM PERISTILAHAN
1.Ejaan Fonemik
Penulisan istilah pada umumnya berdasarkan ejaan
fonemik; artinya, hanya satuan bunyi yang berfungsi
dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan
dengan huruf.
|
2.Ejaan Etimologi
Untuk menegaskan makna yang berbeda,
istilah yang homonim dengan kata lain dapat ditulis dengan mempertimbangkan etimologinya, yakni sejarahnya, sehingga bentuknya berlainan walaupun lafalnya mungkin sama.
MISALNYA:
bank
|
dengan
|
bang
|
sanksi
|
dengan
|
sangsi
|
3.Transliterasi
Pengejaan istilah dapat juga dilakukan menurut aturan
transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain, lepas dari bunyi lafal yang sebenarnya.
Hal itu, misalnya, diterapkan menurut anjuran International Organiza-
tion for Standardization (ISO) pada huruf Arab (re-
komendasi ISO-R 233), Yunani (rekomendasi ISO-R 315), Kiril (Rusia) (rekomendasi ISO-R 9) yang
di- alihkan ke huruf Latin.
MISALNYA:
yaum ul-adha (hari kurban)
suksma (sukma)
4.Ejaan Nama Diri
Ejaan nama diri, termasuk merek dagang, yang di dalam bahasa aslinya ditulis dengan huruf Latin,
tidak diubah.
Misalnya : Baekelund Cannizaro
5.Penyesuaian Ejaan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menye- rap
unsur pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis,
Belanda, dan Inggris. Berdasarkan
taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indo-
nesia dapat dibagi atas tiga golongan besar.
a.Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing
Huruf gugus konsonan pada istilah asing yang tidak
diterjemahkan
dan diterima ke dalam bahasa Indonesia,
sedapat-dapatnya dipertahankan bentuk visual- nya. Kaidah penyesuaian ejaan yang diuraikan pada Pasal 6.5 tetap berlaku dalam pelambangan huruf gu-
gus
konsonan itu.
a.
Huruf gugus konsonan
di awal atau di tengah
b.
Huruf gugus konsonan akhir
c.
Huruf gugus konsonan
akhir yang memperoleh a
b.Penyesuaian Imbuhan Asing
1.Penyesuaian Akhiran
Di samping pegangan untuk penyesuaian huruf isti- lah asing tersebut di atas, berikut ini didaftarkan
juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan
objek.
-aat menjadi –at; Advocaat advokat Plaat pelat
2.Penyesuaian Awalan
Awalan asing yang bersumber dari bahasa Indo-Ero-
pa
dapat dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah
disesuaikan ejaannya. Awalan-awalan asing itu antara lain sebagai berikut.
a-,
ab-, abs-, (‘dari’, ‘menyimpang
dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs-
aberration aberasi
abstract abstrak
semoga bermanfaatttttttttttttttttttt..............................
0 komentar:
Posting Komentar