KATA PENGANTAR
Prinsip-prinsip pembelajaran
merupakan suatu jalan yang dapat digunakan oleh pihak yang bergerak dalam dunia
pendidikan, prinsip belajar diibaratkan jalan menuju tujuan yang diimpikan maka
suatu tujuan sulit dicapai tanpa sebuah prinsip yang menjadi panduannya. Akan
mudah seseorang untuk menjalankan pembelajarannya jika dia sudah memahami dan
menjalankan prinsip-prinsip pembelajaran.
Penulis sadar Mungkin dalam
pembuatan makalah ini penulis masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan,
isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna
perbaikan dalam pembuatan makalah untuk masa yang akan datang. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan, khususnya kepada:
1. Mory Victor Febrianto, S.Pd.I,M.Pd.I., sebagai dosen pengampu mata kuliah di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo.
2. SDN 1 Curah Cottok yang telah bersedia memberi kesempatan
untuk menjadi objek lapangan.
3.
Berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta
harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi
pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala bantuan
dari semua pihak mendapat catatan amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
Situbondo,
o5 Mei 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang...................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..............................................................................................1
C. Tujan
Pembahsan...............................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
pengertian Prinsip
pembelajaran........................................................................2
B. Fungsi Prinsip Pembelajaran..............................................................................2
C.
Macam-macam Prinsip
Pembelajaran................................................................2
D.
Rangkuman......................................................................................................14
BAB III KONDISI OBJEKTIF LAPANGAN
A.
Keadaan Awal..................................................................................................16
B.
Keadaan Dalam
Kelas......................................................................................16
C.
Keadaan Sesudah Pembelajaran.......................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A.
Prinsip Yang
Digunakan..................................................................................18
B.
Hasil Pembelajaran...........................................................................................19
C.
Dampak
Pembelajaran......................................................................................19
D. Kesimpulan......................................................................................................19
BAB V DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari awal sampai akhir yang namanya seorang guru pasti kenal dengan tuntutan.
Tuntutan yang paling populer bagi guru yaitu tuntutan untuk mengembangkan
potensi peserta didik secara optimal yang dijalankan dalam kegiatan
belajar.Proses belajar mengajar memang merupakan bagian terpenting dalam
mengimplementasikan kurikulum, termasuk memahami prinsip-prinsip pembelajaran
itu sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga efisiensi suatu
pembelajaran bisa kita lihat melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
dalam melakukan pembelajaran sudah sepatutnya seorang pengajar mengetahui
bagaimana cara untuk membuat kegiatan belajar bisa berjalan dengan baik serta
bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang
wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip
tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam
pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih
efektif serta bisa mencapai target tujuan. Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, akan penulis bahas di bab
selanjutnya,
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu prinsip pembelajaran?
2. Apa
saja macam-macam prinsip pembelajaran?
3.
Bagaimana penerapan
prinsip pembelajaran
kelas III di SDN 1 curah cottok?
4.
Bagaimana hasil
kegiatan di kelas III SDN 1 curah cottok?
5. Apa
dampak dari kegiatan
tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang kita inginkan dalam pembuatan makalah ini tidak
lain ingin membantu pendidik maupun calon pendidik agar dapat memahami
prinsip-prinsip belajar dan Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan kita
sebagai mahasiswa dapat memahami dan mengerti berbagai hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Dapat menjelaskan prinsip pembelajaran.
Mengetahui tujuan dan macam-macam prinsip belajar itu sendiri sehingga mampu
menjadi penyalur pendidikan yang profesional dan menyenangkan bagi peserta
didik di sekolah dan masyarakat. Setiap mahasiswa khususnya yang bergerak di
program akademik pendidikan lebih memahami berbagai kemungkinan dan segala hal
yang dapat terjadi sehingga suatu tujuan dasar dari pendidikan dapat dengan
mudah di capai.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip
pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka
teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode
dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran
(bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan
4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran adalah kerangka
teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode
pembelajaran dalam hal:
1. pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran
yang akan dibelajarkan,
2. pengaturan proses belajar
mengajarnya,bagaimana mengajarkan dan mempelajarinyahal-hal yang berhubungan
dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya,
3. guru yang akan mengajarkannya,
persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan,
4. siswa yang mempelajarinya, berkenaan
dengan aktivitasnya, dan
5. Hal-hal lain yang terlibat dalam proses
belajar mengajar.
B. Fungsi Prinsip
Pembelajaran
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function
yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan,
kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran
adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatan. Jadi, prinsip pembelajaran
berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen
pengajaran. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran
memberikan arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.
C. Macam-macam Prinsip Pembelajaran
Berikut
ini diuraikan beberapa prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran.
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya
motivasi. Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya
meningkat jika anak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.
Motivasi
merupakan tenaga pendorong bagi seorang agar memiliki energi atau kekuatan
melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang
mampu mengubah energi dalam diri seorang menjadi bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertuntu. Hamalik (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
efektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Motivasi memiliki kekuatan
yang sangat tinggi yang kemudian membentuk aktivitas nyata dalam berbagai
kegiatan.
Motivasi
bisa dikatakaan selalu berdampingan dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan
seseorang terhadap sesuatu yang diinginkan, maka akan semakin kuat motivasi
untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong
seseorang untuk mencapainya sekuat tenaga. "Hanya dengan motivasi anak
didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang
lain" djamara(Aunnurrahman,2009:115).
Dalam
kegiatan belajar, peran guru untuk memotivasi siswa. Menyadari bahwa motivasi
terikat erat dengan kebutuhan, maka tugas guru adalah meyakinkan siswa bahwa
hasil yang belajar yang baik adalah suatu kebutuhan guna mencapai sukses yang
dicita-citakan. Perilaku atau sikap yanng terpuji adalah kebutuhan, karena
seorang kelak tidak dapat hidup harmonis dan diterima lingkungan sosial
masyarakat bilamana ia tidak dapat menunjukan sikap atau perilaku yang baik.
Keterampilan tertentu adalah kebutuhan, karena setiap pekerjaan membutuhkan
keterampilan. Bilamana guru dapat merubah tujuan-tujuan belajar ini menjadi
kebutuhan, maka siswa akan lebih mudah untuk melakukan aktivitas belajar.
Motivasi
dapat bersifat internal dan eksternal. Motivasi internal atau eksternal adalah
dorongan dari dalam individu untuk melakuakan aktivitas. Contoh, seorang siswa
mempelajari pelajaran fisika sungguh-sungguh karena terdorong untuk memperoleh
ilmu pengetahuan atau mendalami mata pelajaran tersebut. Siswa yang lain
mengerjakan tugas karena ingin mendapat nilai yang bagus ketika pembagian
raport tiba.
Motivasi eksternal adalah
dorongan yang berasal dari luar diri individu. Tono seorang murid sekolah dasar
, berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang tinggi
pada mata pelajaran matematika misalnya, karena orang tuanya menjanjikan akan
diberikan hadiah bilamana ia mendapatkan nilai tinggi pada pelajaran tersebut.
Seorang atlit berusaha keras mencapai prestasinya, karena ingin mendapatkan
predikat juara dan memperoleh sejumlah hadiah yang dijanjikan .
Tentu saja setiap siswa
melakukan aktivitas belajar diharapkan didorong oleh motivasi internal, karena
hal itu terjadi pertanda telah tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh.Namun demikian tidak berarti bahwa motivasi
eksternal tidak memiliki posisi yang penting bagi para siswa, karena
hasil-hasil penelitian juga banyak menunjukkan bahwa pemberian motivasi menjadi
faktor yang memberi pengaruh besar bagi pencapaian hasil belajar atau
kesuksesan seseorang.
Motivasi eksternal melalui
proses belajar dan interaksi individu dengan lingkungannya dapat berubah
menjadi motivasi internal. Sebagai contoh , rini seorang murid sekolah dasar
pada mulanya terdorong untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang baik
tiap kali ulangan pada salah satu mata pelajaran karena didorong oleh adanya
janji orang tuanya yang akan memberikan hadiah jika mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Dalam beberapa tahun terbukti rini mampu mencapai hasil belajar
yang di harapkan seperti keinginan orang tuanya. Sejalan dengan perubahan
waktu, kesadaran akan pentingnya nilai atau hasil belajar yang baik merupakan
kebutuhan yang harus ia dapatkan. Ketika rini lulus sekolah dasar dan memasuki
sekolah menengah pertama, orang tuanya tidak lagi menjanjikan untuk memberikan
hadiah, jika ia mencapai prestasi yang baik. Namun rini tetap belajar giat
karena ia menyadari bahwa hasil belajar yang baik adalah kebutuhannya sendiri,
dan karenanya diberikan hadiah atau pun tidak hal itu harus ia raih. Contoh ini
menunjukkan bahwa motivasi eksternal kini terlah berubah menjadi motivasi
internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik
pada seseorang disebut “transformasi motif” (dimyati dan mudjiono, 1994:41).
Penerapan prinsip-prinsip
motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilamana
guru memahami beberapa aspek yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai
individu dalam diri siswa sebagai berikut:
a.
Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek biologis,
social dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai
sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
b.
Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha.
c.
Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
d.
Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan
motivasi belajar.
e.
Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa
sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
f.
Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap
motivasi dan perilaku.
g.
Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang
ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena
memang ingin belajar.
h.
Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan.
i.
Setiap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam
suasana belajar yang memuaskan.
j.
Proses belajar dan kegiatan yang di kaitkan kepada minat belajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:
a.
Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.
b.
Mengkondisikan proses belajar aktif.
c.
Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan.
d.
Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan
untuk di hargai, tidak merasa tertekan dsb).
e.
Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.
f.
Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula
memberitahukan hasilnya kepada siswa.
g.
Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan
menghubungkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
2. prinsip
keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar
merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus di pahami, didasari dan di
kembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti
harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan
belajar.keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal,
baik intelektual, emosional dan fisik jika di butuhkan.
Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir setiap
guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah mahluk yang aktif. Individu merupakan manusia
belajar yang aktif dan selalu ingin
tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat
berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang
baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu. Keadaan ini menyebabkan setiap guru
perlu menggali potensi-potensi keberagaman siswa melalui keaktifan yang mereka
aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan aktifitas mereka kearah tujuan
positif atau tujuan pembelajaran. Hal ini pula yang mendasari pemikiran
bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan dan mendorong seluas-luasnya
keaktifan.Ketidak tepatan pemilihan pendekatan pembelajran sangat memungkinkan
keaktifan siswa menjadi tidak tumbuh subur, bahkan mungkin justru menjadi
kehilangan keaktifannya. Menurut teori belajar kognitif , belajar menunjukkan
Adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Bahkan sekedar
mengadakan transformasi, karena jika kita cermati paham konstruktivis semua
pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri. Pengetahuan
bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari pikiran orang yang
mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan
bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertian kepada
seorang murid, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh
si murid lewat pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa yang
diajarkan atau dijelaskan oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu tidak
dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan atau paling
tidak diinterpretasikan sendiri oleh siswa.
Dalam proses konstruksi itu menurut Glasersferld, diperlukan beberapa kemampuan :
(1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman
(2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan
(3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada pengalaman yang lain. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman-pengalaman tersebut. Kemampuan membandingkan penting untuk menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus, serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk dapat membuat klasifikasi dan membangun suatu pengetahuan.
Uraian
di atas memberikan gambaran betapa pentingnya keaktifan anak di dalam proses
pembelajaran. Potensi-potensi anak hanya mungkin dapat dikembangkan, bilamana
proses pembelajaran mampu melibatkan peran aktivitas intelektual, mental, dan
fisik anak secara optimal.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktifitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah :
a. Memberi kesempatan, peluang
seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.
b. Memberi kesempatan melakukan
pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
c. Memberi tugas individual dan kelompok
melalui kontrol guru.
d. Memberikan pujian verbal dan non verbal
terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
e. Menggunakan multi metode dan multi
media di dalam pembelajaran.
3. Prinsip Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran
memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak
hanya sekedar aktif mendengar, mengamati, dan mengikuti, akan tetapi terlibat
langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan
sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan
melakukan proses belajar sendiri. Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih
dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari
keterlibatan langung. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang
dituangkan di dalam krucut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Keterlibatan langsung siswa memberi banyak sekali manfaat
baik manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran
tersebut, maupun manfaat jangka panjang setelah proses pembelajaran terjadi.
Sebagaimana telah banyak dibahas pada bagian sebelumnya, terutama berkaitan
dengan teori-teori belajar, bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu
perubahan. Perubahan-perubahan sebagai akibat hasil belajar sebagian dapat di
lihat pada waktu relatif singkat, bahkan bersamaan dengan kegiatan belajar itu
sendiri. Namun sebagian besar perubahan hasil belajar tersebut dapat diamati
atau perubahannya memerlukan waktu yang lama. Perubahan tingkah laku dalam
waktu yang cepat sebagai akibat terjadinya proses belajar misalnya
perubahan-perubahan motorik atau aspek-aspek keterampilan. Anak belajar cara
memegang pensil yang benar, belajar merapikan buku, meraut pensil, membuat
kapal-kapalan dari kertas. Ibu-ibu belajar membuat kue, memasak, menjahit
pakaian. Berkenaan dengan aspek kognitif, misalnya anak belajar membaca,
berhitung, menulis, dan sebagainya. Perubahan-perubahan sebagai hasil belajar
berkenaan dengan aspek-aspek di atas, pada umumnya dapat dilihat dalam waktu
yang singkat, meskipun proses menjadi lebih baik juga memerlukan waktu yang
lama. Perubahan-perubahan tingkah laku yang memerlukan waktu lama, misalnya
melatih kemampuan berpikir kritis, merubah sikap, pengembangan aspek-aspek
emosional. Bilamana proses belajar untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut
melibatkan peran langsung siswa, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang
lebih cepat karena siswa terlibat di dalam mengalami sendiri, atau
mempraktekkan sendiri dimensi-dimensi kemampuannya. Dengan demikian pula
sekaligus siswa mengetahui kemampuan-kemampuan dirinya, sehingga memungkinkan
tumbuhnya dorongan atau motivasi untuk mengembangkan diri.
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah :
a. Mengaktifkan peran individual atau
kelompok kecil di dalam penyelesaikan tugas.
b. Menggunakan media secara langsung dan
melibatkan siswa di dalam praktik penggunaan tersebut.
c. Memberi keleluasaan kepada siswa untuk
melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
d. Memberikan tugas-tugas praktik.
Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibatan langsung ini
adalah : (1) siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam
melakukan aktivitas pembelajaran (2) siswa dituntut untuk aktif mengerjakan
tugas-tugas.
4. Prinsip Tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan
bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta
ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusaan. Bilamana anak
merasa teertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas
lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Mihaly Csikszentmihalyi,
psikolog dari Universitas Chicago
dikenal karena penelitiannya dalam mendokumentasikan suatu keadaan flow, yang dia definisikan sebagai suatu
“keadaan di mana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal
lain seakan tak berarti lagi”. GolemanMenjelaskan tentang keadaan flow ini. Jika tuntutan terlalu
sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika tuntutan terlalu besar untuk di atasi,
mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah genting antara
kebosanan dan kecemasan.
Kurt Lewin dalam sebuah teori yang di namakan nya
“ teori medan” ( field theory ), mengemukakan bahwa siswa di dalam suatu
situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Di dalam
situasi belajar ,siswa berhadapan degan cita-cita yang ingin dicapainya,akan
tetapi ia selalu di hadapkan pada hambatan yaitu mempelajari bahan belajar.
Melalui motif dalam dirinya dan dorongan dari luar ( termasuk guru ) tumbuh
dorongan untuk mempelajari bahan belajar tersebut . Bilamana hambatan-hambatan
belajar dapat di atasi dan tujuan belajarnya dapat tercapai, maka ia akan
termasuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar motif pada
anak tumbuh dengan kuat guna mengatasi hambatan yang di hadapi, maka bahan
belajar harus menantang. Dalam keadaanini guru perlu sekali menemukan dan
mempersiapkan bahan-bahan belajar yang menarik , baru dan mampu mendorong
keikutsertaan siswa untuk mencermati dan memecahkan masalah. Bahan pelajaran
yang diharapkan adalah yang sebesar mungkin memberi peluang dan dorongan bagi
siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.
Model-model
pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima saja apa yang di berikan
atau di sampaikan oleh guru, memiliki kadar keterlibatan mental yang sangat
rendah. Dalam pandangan konstruktivisme semua pengetahuan yang kita peroleh
adalah konstruksi kita sendiri.karena itu mereka menolak kemungkinan transfer
pengetahuan dari seseorang kepada orang laen.
Dalam kaitan dengan
prinsip-prinsip tantangan ini diharapkan guru secara cermat dapat memilih dan
menentukan pendekatan dan metode pembelajarn yang dapat memberikan tantangan
bagi siswa untuk belajar.
Beberapa bentuk kegiatan berikut
dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam
kegiatan belajar, yaitu;
a.
Merancang dan mengelola kegiatan inguiry dan eskperimen;
b.
Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
c.
Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran;
d.
Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
e.
Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi;
BAB III
KONDISI
OBJEKTIF LAPANGAN
A. Keadaan Awal
Kita
ambil sebuah contoh penerapan prinsip pembelajaran bidang studi matematika yang
terdapat di SDN 1 curah cottok. Pertama-tama seorang guru harus mempersiapkan
diri untuk mengajar, dengan kata lain seorang guru harus mempelajari materi
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Hal yang perlu disiapkan pada
awal pembelajaran yaitu, meteran untuk mengukur luas kelas, kertas putih
sebanyak siswa yang akan diajar, dan gunting untuk memotong kertas.
B. Keadaan Dalam Kelas
Guru
yang datang ke dalam kelas melakukan pembukaan seperti berdoa, tanya jawab
keadaan atau kondisi setiap siswa, kehadiran siswa, dan sebagainya. Dan memberi
pemanasan seperti memberi kuis atau CD (cepat dapat), siswa yang dapat menjawab
pertanyaan guru yang berupa perkalian akan mendapat satu permen dan pujian yang
baik dari guru. Setelah pemanasan selesai dilakukan seorang guru mengawali
pembelajarannya dengan cara memberi kesempatan pada siswa yang sudah memahami
materi tersebut untuk menjadi tutor sebaya supaya siswa yang lain cepat memahami
materinya dengan bahasa temannya yang mudah dimengerti dibandingkan bahasa
gurunya. Ternyata semua siswa belum paham terhadap sub pokok bahasan mencari
luas pada pelajaran matematika, untuk mempermudah pemahaman siswa guru
menerangkan sedikit rumus mencari luas dan langsung mempraktikannya mengukur
luas kelas menggunakan alat ukur meteran. Untuk melanjutkan pembelajarannya
seorang guru menguji pemahaman siswa dengan cara mengajak siswa bermain.
Seorang guru mengajak siswa dalam kelas untuk belajar sambil
bermain, permainan pada pembelajaran matematika adalah bermain bola salju. Guru
memberikan kertas putih yang sudah digunting menjadi dua, jadi masing-masing
siswa dapat dua kertas. Intruksi selanjutnya setiap siswa disuruh membuat soal
tentang mencari luas sebanyak lima soal tanpa jawaban, semua siswa
bertanya-tanya untuk apa buat soal kerena guru tidak memberi tahu bagaimana
cara bermainnya, namun karena permainan tersebut merupakan perintah guru, jadi
siswa mengikuti saja walaupun belum paham untuk apa. setelah semua siswa
membuat soal,maka kertas yang ditulisi soal tersebut disuruh kremas dan kertas
putih yang tanpa tulisan tetap di bangku. Lalu siswa dalam satu kelas dibagi
menjadi dua untuk menempati samping kanan dan kiri kelas dengan posisi berdiri
sambil memegang kremasan kertas yang berisi soal buatannya. Dengan tiba-tiba
setelah siswa berdiri dengan rapi guru mengintruksikan untuk saling melempar
kertas dengan temannya yang berlawanan arah selama dua menit. Keadaan di kelas
menjadi gadu tapi semua siswa terlihat senang bermain lempar-lemparan sambil
tertawa. Dua menit kemudian setiap siswa harus memegang satu kertas untuk
dibawa ke bangkunya dan dikerjakan dalam waktu lima menit, setelah soal selesai
dikerjakan lalu diberikan pada guru.
Jadi dalam
pembelajaran ini seorng guru perlu banyak mengeluarkan banyak tenaga, hanya
cukup menjelaskan sedikit di awal dan memberikan intruksi akan menuntaskan
pembelajarannya dan guru yang hanya duduk di depan akan mendapat banyak macam
soal tanpa repot-repot membuatnya karena
setiap siswa sudah membuat lima soal yang berbeda, namun kendalanya siswa yang
berdampingan dengan kelas ini merasa terganggu untuk melihat kegaduhan di kelas
ini sehingga guru di kelas lain yang tidak menerapakn permainan juga pada kegitan
mengajarnya sulit untuk menuntaskan materi ajarnya. Untuk menyikapi konsentrasi
siswa ada satu kelas yang digabungkan pada kelas ini oleh gurunya, kebetulan
mata pelajaran yang dikaji sama-sama matematika walaupun sub pokok bahasannya
berbeda. Guru yang menggabungkan jadi satu kelas tersebut berprinsip untuk
mengikuti keinginan siswa karena jika dipaksa hanya akan sia-sia dan
konsentrasi yang terbagi tidak akan mampu menyerap materi ajar secara optimal.
C. Keadaan Sesudah Pembelajaran
Sesudah
pembelajaran selesai semua kesan siswa menunjukan masih kurang terhadap waktu
pembelajarannya, tidak satupun yang siswa yang terlihat tanpa gairah belajar,
bahkan yang dari kelas lain menginginkan guru tersebut mengajar di kelasnya.
Kedaan akhir semua siswa ter motivasi belajarnya dengan adanya permainan sambil
belajar dan siswa yang terlibat langsung akan mudah mengingat materi yang
diberikan oleh guru.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Prinsip Yang Digunakan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan bisa kita jelaskan bahwa
prinsip pembelajarannya yang digunakan oleh SDN 1 curah cottok adalah prinsip
perhatian dan motivasi, prinsip keaktifan, prinsip keterlibatan langsung,
prinsip tantangan, dan prinsip belajar afektif.
1. prinsip perhatian dan motivasi
Strategi pembelajaran yang guru lakukan dengan cara belajar
sambil bermain secara tidak sadar telah memfokuskan perhatian siswa untuk
belajar dan dalam permainan bola salju membuat siswa termotivasi atau terdorong
semangat belajarnya. Dengan kejadian ini SDN 1 curah cottok telah menerapkan
prinsip pembelajaran perhatian dan motivasi karena kejadian yang ada sesuai
dengan pengertian dan pengaplikasian prinsip perhatian dan motivasi bahwa
Motivasi bisa dikatakaan selalu berdampingan dengan kebutuhan. Semakin besar
kebuthan seseorang terhadap sesuatu yang diinginkan, maka akan semakin kuat
motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong
seseorang untuk mencapainya sekuat tenaga. Anak SD selalu ingin bermain bahkan
pada waktu sekolah dasar sangat membutuhkan dunia bermain, dengan kebutuhan
yang siswa inginkan oleh SDN 1 curah curah cottok dimanfaatkan sehinggga
penyampaian materi dapat disukai dan mudah diserap oleh siswa.
2. prinsip keaktifan
Prinsip pembelajaran keaktifan juga diterapkan oleh SDN 1
curah cottok. Yang menandakan bukti diterapkannya prinsip keaktifan yaitu siswa
terlibat dalam pembelajaran dengan kata lain bahwa siswa juga ikut bermain
peran dalam pembelajarannya yang membuat siswa aktif tidak hanya diam jadi
pendengar. Karena Keaktifan
anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus di
pahami, didasari dan di kembangkan oleh setiap guru di dalam proses
pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam
setiap bentuk kegiatan belajar. keaktifan belajar ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika di
butuhkan.
3. prinsip keterlibatan langsung
Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran
memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak
hanya sekedar aktif mendengar, mengamati, dan mengikuti, akan tetapi terlibat
langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan
sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan
melakukan proses belajar sendiri. Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih
dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari
keterlibatan langung. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang
dituangkan di dalam krucut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang
paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Hal ini pin diterapkan
oleh SDN 1 curah cottok dengan mengukur luas kelasnya.
4. , prinsip tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi
menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan,
menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan
keputusaan. Bilamana anak merasa teertantang dalam suatu pelajaran, maka ia
dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas Chicago dikenal karena penelitiannya dalam
mendokumentasikan suatu keadaan flow,
yang dia definisikan sebagai suatu “keadaan di mana seseorang sangat terlibat
dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan tak berarti lagi”. GolemanMenjelaskan tentang keadaan flow ini.
Jika tuntutan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika tuntutan terlalu
besar untuk di atasi, mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah
genting antara kebosanan dan kecemasan. Oleh karena itu pembelajaran yang menantang bagi siswa
dilakukan dengan cara bermain
namun ada
batasan-batasan waktu yang diberikan kepada siswa sehingga bentuk permainannya menjadi menantang dan menggairahkan semangat belajar siswa.
B. Hasil Pembelajaran
Hasil
pembelajaran yang
diperoleh cukup memuaskan. Semua siswa peham dengan materi yang diberikan dan Dengan adanya praktik, permainan, tantangan, dan sebsgainya 90%
siswa mengingat dan mampu menerapkannya di luar sekolah
C. Dampak Pembelajaran
Walaupun
prinsip pembelajaran sudah dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan
akan memiliki dampak terhadap kelas-kelas yang lain, yaitu:
1. Dampak positif
a. semua siswa memahami materi
b. pembelajaran menjadi fokus dan berkualitas
c. pembelajaran menyenangkan
d.
siswa mampu menerapkannya di luar sekolah
e.
siswa merasa kurang
belajarnya.
2. Dampak negatif
a.
Mengganggu ketenangan kelas lain
b.
Banyak waktu terbuang untuk bermain
c. Tidak
efisien terhadap semua mata pelajaran.
d. Guru
yang lain merasa
terganggu waktu mengajar
di kelas lain
e. Pemborosan terhadap kertas.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Prinsip
belajar dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap
penting yang dijadikan sebagai pegangan didalam melaksanakan kegiatan belajar.
Prinsip belajar dapat merupakan akumulasi pengalaman panjang guru tentang
hal-hal positif yang mendukung proses terjadinya belajar dan pencapaian hasil
belajar yang diharapkan, atau bersumber dari temuan-temuan penelitian yang
sengaja dirancang untuk menguji faliditas prinsip-prinsip belajar tertentu yang
diyakini efektivitasnya. Prinsip-prinsip belajar bermanfaat untuk memberikan
arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar siswa dapat
berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi gur, kemampua prinsip-prinsip
belajar dalam proses pembelajaran akan membantu meningkatkan efektifitas
pengelolaan belajar sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaraan
yang dirumuskan. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip belajar akan membantu
tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Bagi
semua guru adalah sebuah tantangan pula untuk mengembangkan prinsip-prinsip
pembelajaran agar dapat menjalankan kegiatan belajar tanpa mengganggu
pembelajaran di kelas lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.
DepPorter, Bobby. (2000).
Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-ruang Kelas.
Bandung: Kaifa..
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Djamarah. , S B. Zain Awan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya
smga brmanfaat..........................
0 komentar:
Posting Komentar