Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pages

majas dan jenis-jenis majas






MAJAS


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yg membuat cerita itu semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis [1].



Jenis-jenis Majas

Majas perbandingan
 Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya. Contoh: Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)
Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)
Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib. Contoh: Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian terkesima.
Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.Contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.
Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara kepada bapaknya sendiri)
Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di depannya.
Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
 Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
 Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.Contoh: Kita bermain ke Ina. (Dalam hal ini, 'Ina' menjadi perwakilan dari lokasi 'rumah milik Ina'.)
Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

Majas sindiran
 Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.Contoh : Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar otak udang isi kepalamu!
Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan
Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.Contoh: Saya naik tangga ke atas.
Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.Contoh : Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.
Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.Contoh: Dengar daku. Dadaku disapu.
Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu. Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S. Rendra)
 Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting. Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.
Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya. Contoh: Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu dengan begitu gembira.
Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah dan juga pemarah.

Majas pertentangan
Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.


Referensi: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tera, Yogyakarta.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

peribahasa

Arti peribahasa



Peribahasa atau pepatah adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku. Jika peribahasa berupa ungkapan yang sangat baik, maka disebut dengan istilah aforisme.



 Contoh peribahasa

1. Sambil menyelam minum air

   Orang yang melakukan pekerjaan sambil mengerjakan pekerjaan lainnya

2. Bermain air basah, bermain api terbakar

   Melakukan suatu pekerjaan pasti ada resikonya dan akan mendapat imbalan sesuai dengan perbuatannya

3. Air susu di balas dengan air tuba

   Kebaikan dibalas dengan kejahatan , tidak tahu balas budi

4. Guru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi

    Belajar hendaklah bersungguh-sungguh, jangan setengah-setengah

5. Alam bisa karena biasa

    Orang mahir melakukan pekerjaan, karena sering dan biasa melakukannya

6. Tak ada akar rotan pun jadi

    Manfaatkan keadaan yang ada saat ini, jika tidak ada yang bagus, maka yang kurang baik pun boleh  digunakan

7. Sebelum ajal berpantang mati

    Jangan mudah menyerah atau putus asa

8. Takkan lari gunung dikejar, hilang kabat tampaklah dia

   Janganlah tergesa-gesa dalam mengerjakan suatu pekerjaan agar hasilnya memuaskan

9. Gajah mati karena gadingnya

    Binasa karena perbuatannya sendiri, mendapatkan akibat dari hasil perbuatannya

10. Balik belakang lain bicara

     Orang yang sudah mengingkari janji

11. Lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya

     Lepas dari bahaya satu masuk ke bahaya yang lainnya

12. Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri

      Orang yang membeberkan rahasia keluarganya, akan mendapat malu sendiri

13. Seperti api dalam sekam

      Kejahatan yang tidak terlihat, karena sudah disembunyikan

14. Angin berputar, ombak bersambung

      Hal ulang sulit diselesaikan karena banyak sangkut pautnya

15. Angan-angan menerawang langit

      Mengharapkan sesuatu yang tak mungkin terjadi, perbuatan yang sia sia

16. Bagai guna alu, sesudah menumbuk dicampakan

      Sesuatu yang sudah tak berguna lagi, biasanya dicampakan begitu saja

17. Kain basah kering di pinggang

      Miskin sekali

18. Ikut hati mati, ikut rasa binasa, ikut mata buta

      Jika menuruti hawa nafsu, akan mengundang celaka

19. Anak dipangku di lepaskan, beruk di rimba di susukan

      Menyelesaikan urusan orang lain, tapi urusan sendiri diabaikan

20. Asam digunung, ikan dilaut bertemu dalam belanga

      Orang bermulut besar tapi sebenarnya penakut

21. Jiwa bergantung di ujung rambut

      Selalu gelisah karena tidak tentu nasibnya

22. Jika ular menyusur akar, tiada akan hilang bisanya

      Orang berpangkat tinggi, walaupun merendahkan diri tidak akan turun derajatnya

23. Jika tidak pecah ruyung, di mana boleh mendapat sagu

       Tidak akan tercapai maksud kalau tidak mau berusaha

24. Tak ada api, tak mungkin ada asap

      Bila ada sebab pasti ada akibat

25. Awak rendah sangkutan tinggi

     Seseorang yang berpenghasilan rendah, namun mempunyai tanggungan yang besar

26. Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai

      Kalau takut mendapatkan kesusahan, jangan mengerjakan hal-hal yang berbahaya

27. Seperti anak ayam kehilangan induk

      Menderita kesusahan karena kehilangan pemimpin

28. Membasuh arang di muka

      Berusaha menghilangkan malu

29. Awak sakit daging menimbun

      Seseorang yang selalu mengatakan kekurangan, padahal banyak hartanya

30. Ayam bertelur di lumbung padi mati kelaparan

      Orang yang tak memanfaatkan kekayaannya

31. Tak lapuk karen hujan, tak lekang karena panas

      Sangat kokoh pada pendiriannya

32. Jika sama tinggi kayu di hutan, di mana angin akan lalu ?

      Jika manusia sama tinggi derajatnya, tentu tidak akan ada pekerjaan yang dapat diselesaikan

33. Jika gajah jatuh ke telaga, gajah jugalah yang dapat mengangkatnya ke darat

      Orang besar yang jatuh dalam kesulitan, biasanya hanya orang besar jugalah yang mampu menolongnya

34. Pandai berminyak air

      Orang yang pandai memanfaatkan barang yang tak berguna, dan menghasilkan sesuatu yang berharga

35. Kalau pandai mencincang akar, mati lalu kepucuknya

      Jika pemimpinnya sudah kalah, maka anak buah akan menyerah pula

36. Alu patah lesung hilang

      Menderita kemalangan terus menerus

37. Jika diturut hati geram, hilang takut timbul berani

       Seseorang bisa saja paling penakut, tetapi jika sedang naik darah jadilah dia pemberani

38. Jika belalang ada seekor, jika emas ada semiang

      Segalanya ada aturannya

39. Rambut sama hitam, hati orang masing-masing

     Tiap-tiap orang berlainan pendapatannya.

40. Jerih menentang boleh, rugi menentang laba

      Suka menolong karena ingin mendapat pertolongan

41. Kemana angin deras bertiup, kesana pula condongnya

      Orang yang tidak mempunyai pendirian tetap

42. Ke bukit sama mendaki, ke lembah sama menurun

      Sama-sama senang, sama-sama susah

43. Kalau tidak angin bertiup, takkan pohon bergoyang

     Sesuatu perbuatan pasti ada sebab akibatnya

44. Menerka ayam dalam telur

      Menentukan sesuatu yang belum tentu terjadi

45. Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua

      Perbuatan baik takkan terlupakan selamanya

46. Lempar batu sembunyi tangan

      Perbuatan yang licik, menyembunyikan perbuatan yang telah dilakukannya

47. Jauh panggang dari api

      Tindakan yang tidak sesuai dengan maksudnya

48. Tangan mencencang bahu memikul

      Orang yang mempunyai tanggungan berat

49. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing

      Sama-sama menderita dan sama-sama bahagia, melakukan pekerjaan secara bergotong royong

50. Bagaimana bunyi gendang, begitulah tarinya

      Mengerjakan sesuatu haruslah menurut aturannya

51. Jangan dipegang seperti bara, terasa hangat dilepaskan

      Karena dirasa pekerjaan itu berat, terasa susah lalu dilepaskan

52. Lancar kadi karena diulang, pasah alan karena diurut

      segala sesuatu harus diulang supaya lancar

53. Jangan dilepaskan tangan kanan sebelum tangan kiri berpegang

       Jangan melepaskan pekerjaan yang ada sebelum mendapat pekerjaan yang baru

54. Jauh panggang dari api

      Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan

55. Arang habis besi binasa, pekerja penat saja

      Suatu usaha yang tak memberikan hasil, hanya menimbulkan kerugian saja

56. Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai

      Dari pada hidup menanggung malu lebih baik mati

57 Gayung tersambut kata terjawab

     Setiap pertanyaan pasti ada jawabannya

58. Menggantang asap, mengukir langit

      Pekerjaan yang sia-sia belaka

59. Awak yang tak pandai menari, dikatakan lantai terjungkit

      Unuk menutupi kebohongannya maka dicari kesalahan pada orang lain

60. Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi

      Seia sekata, senasib sepenanggungan, menanggung beban bersama-sama

61. Bayang-bayang sepanjang badan

      Pengeluaran harus disesuaikan dengan penghasilan

62. Bahasa menunjukan bangsa

       Tabiat dan tutur kata seseorang menunjukan asal usulnya

63. Seperti emas baru disepuh

      Perempuan yang cantik sekali

64. Bayang-bayang disangka tubuh

      Mengharapkan sesuatu yang belum pasti

65. Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya

      Anak memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan orang tuannya

66. Bagai terpijak bara hangat

     Orang yang gelisah karena sedang ditimpa kemalangan

 67. Bekerja bahu membahu

       Bekerja dengan gotong-royong untuk mencapai hasil

68. Tersembunyi di balik kata

      Mempunyai maksud lain daripada apa yang dikatakan

69. Bangau-bangau minta aku leher, badak-badak minta aku daging

     Orang yang selalu iri terhadap orang lain

70. Biduk satu nahkoda dua

     Dalam satu pekerjaan bila ada dua pemimpin, pasti pekerjaan itu tidak akan berjalan baik

71. Berjalan sampai ke batar, berlayar sampai ke pulau

      Kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan

72. Menegakan benang basah

      Mengerjakan sesuatu yang tidak mungkin berhasil

73. Berani menjual berani membeli

      Jangan hanya menyuruh, tetapi harus mau mengerjakan sendiri juga

 74. Sehari selembar benang, lama-lama menjadi selembar kain

       Pekerjaan yang dkerjakan dengan konsisten walaupun lambat, lama-lama akan menuai hasil

75. Putus benang dapat disambung, putus arang susah sekali

    Perselisihan dengan keluarga sendiri mudah diperbaiki, tetapi persengketaan dengan orang lain sukar untuk diselesaikan

76. Berani karena benar, takut karena salah

     Percaya diri, Orang yang bersalah selalu dalam ketakutan

77. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul

     Seberat-berat orang yang hanya melihatnya, berat juga orang yang mengerjakannya

78. Di laut jadi buaya, di darat jadi harimau

      Dimana-mana ia jadi orang yang berbahaya

79. Berudu besar di kubangan, buaya besar di lautan

      Kekuasaan seseorang itu berlaku di tempat masing-masing

80. Terkatung-katung macam biduk patah kemudi

      Terlunta-lunta tidak ada orang yang menolong

81. Ilmu yang tak diamalkan, ibarat pohon tak berbuah

      Ilmu yang tak diajarkan tiada manfaatnya

82. Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat

      Pekerjaan yang mudah dikerjakan, karena dikerjakan dengan cara mufakat

83. Kalau pandai meneliti buih selamat badan di seberang

      Bila kita hati-hati dalam melaksanakan pekerjaan, pasti kita akan berhasil dan selamat

84. Bumi dipijak, langit dijunjung

       Mengikuti peraturan di manapun kita berada

85. Berdikit-dikit lama-lama jadi bukit

      Kekayaan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, lama-lama akan jadi banyak

86. Jikalau pandai menggulai, badar pun jadi tenggiri

     Orang yang bijaksana dalam segala hal, jika pandai mengatur barang yang kurang baik akan menjadi baik pula

87. Bagai menanti hujan di musim kemarau

      Mengharap sesuatu yang mustahil terjadi

88. Ibarat burung, mata terlepas badan terkurung

      Tidak merasa bebas walau badan tidak terkurung

89. Bagai punduk rindukan bulan

      Sesuatu pekerjaan yang mustahil

90. Buah manis berulat di dalamnya

      Kata-kata yang manis tetapi jahat hatinya

91. Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati

       Budi baik akan dikenang selamanya

92. Baru dapat gading betuah, terbuang tanduk kerbau mati

      Tidak memperdulikan yang lama, karena sudah mendapat yang lebih baik

93. Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah

      Kalau orang besar berselisih, rakyat kecil yang menjadi korbannya

94. Lain gatal lain digaruk

      Lain yang diminta lain pula yang diberi

95. Bagai bulan dipagar bintang

      Seseorang putri cantik didampingin teman-teman yang cantik pula

96. Seperti harimau menyembunyikan kuku

      Orang pandai yang menyembunyikan kepandaian dan pura-pura bodoh

97. Sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui

      Menyelesaikan dua, tiga pekerjaan salam satu waktu sekaligus

98. Hidup segan mati tak mau

     Orang yang sudah lama menderita kesusahan / sakit , orang yang sedang tidak bersemangat lagi

99. Bagai durian dengan mentimun

     Orang kecil melawan orang besar, pastilah akan kalah

100. Sebab buah dikenal pohonnya

       Watak seseorang dapat dketahui karena perbuatannya



semoga bermanfaat,................................




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Contoh Semi Skripsi











KATA PENGANTAR

Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan suatu jalan yang dapat digunakan oleh pihak yang bergerak dalam dunia pendidikan, prinsip belajar diibaratkan jalan menuju tujuan yang diimpikan maka suatu tujuan sulit dicapai tanpa sebuah prinsip yang menjadi panduannya. Akan mudah seseorang untuk menjalankan pembelajarannya jika dia sudah memahami dan menjalankan prinsip-prinsip pembelajaran.
Penulis sadar Mungkin dalam pembuatan makalah ini penulis masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam pembuatan makalah untuk masa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan, khususnya kepada:
1. Mory Victor Febrianto, S.Pd.I,M.Pd.I., sebagai dosen pengampu mata kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Abdurachman Saleh Situbondo.
2. SDN 1 Curah Cottok yang telah bersedia memberi kesempatan untuk menjadi objek lapangan.
3. Berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan terima kasih, semoga segala bantuan dari semua pihak mendapat catatan amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.






                                                                                                                           Situbondo, o5 Mei 2015
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                             Penulis,








                                                             DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..........................................................................................................I

DAFTAR ISI........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
                A. Latar Belakang...................................................................................................1
                B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujan Pembahsan...............................................................................................1

BAB II KAJIAN PUSTAKA
                A. pengertian Prinsip pembelajaran........................................................................2
                B. Fungsi Prinsip Pembelajaran..............................................................................2
                C. Macam-macam Prinsip Pembelajaran................................................................2
                D. Rangkuman......................................................................................................14

BAB III KONDISI OBJEKTIF LAPANGAN
                A. Keadaan Awal..................................................................................................16
                B. Keadaan Dalam Kelas......................................................................................16
                C. Keadaan Sesudah Pembelajaran.......................................................................17

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
                A. Prinsip Yang Digunakan..................................................................................18
                B. Hasil Pembelajaran...........................................................................................19
                C. Dampak Pembelajaran......................................................................................19
                D. Kesimpulan......................................................................................................19

BAB V DAFTAR PUSTAKA


                                                                       
                                                                       BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari awal sampai akhir yang namanya  seorang guru pasti kenal dengan tuntutan. Tuntutan yang paling populer bagi guru yaitu tuntutan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal yang dijalankan dalam kegiatan belajar.Proses belajar mengajar memang merupakan bagian terpenting dalam mengimplementasikan kurikulum, termasuk memahami prinsip-prinsip pembelajaran itu sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga efisiensi suatu pembelajaran bisa kita lihat melalui kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran sudah sepatutnya seorang pengajar mengetahui bagaimana cara untuk membuat kegiatan belajar bisa berjalan dengan baik serta bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib diketahui para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip tersebut dan seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai target tujuan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa saja prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, akan penulis bahas di bab selanjutnya,

B. Rumusan Masalah
                1. Apa itu prinsip pembelajaran?
                2. Apa saja macam-macam prinsip pembelajaran?
                3. Bagaimana penerapan prinsip pembelajaran kelas III di SDN 1 curah cottok?
                4. Bagaimana hasil kegiatan di kelas III SDN 1 curah cottok?
                5. Apa dampak dari kegiatan tersebut?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang kita inginkan dalam pembuatan makalah ini tidak lain ingin membantu pendidik maupun calon pendidik agar dapat memahami prinsip-prinsip belajar dan Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat memahami dan mengerti berbagai hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Dapat menjelaskan prinsip pembelajaran. Mengetahui tujuan dan macam-macam prinsip belajar itu sendiri sehingga mampu menjadi penyalur pendidikan yang profesional dan menyenangkan bagi peserta didik di sekolah dan masyarakat. Setiap mahasiswa khususnya yang bergerak di program akademik pendidikan lebih memahami berbagai kemungkinan dan segala hal yang dapat terjadi sehingga suatu tujuan dasar dari pendidikan dapat dengan mudah di capai.



            



                 
            BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prinsip Pembelajaran
                Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran  dalam hal:
1.    pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran yang akan dibelajarkan,
2.    pengaturan proses belajar mengajarnya,bagaimana mengajarkan dan mempelajarinyahal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya,
3.    guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan,
4.    siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya, dan
5.    Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
B. Fungsi Prinsip Pembelajaran
Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran  adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatan.  Jadi, prinsip pembelajaran berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran memberikan arah  yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.

C. Macam-macam Prinsip Pembelajaran
                Berikut ini diuraikan beberapa prinsip belajar yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran.
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Sejumlah hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.
                Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seorang menjadi bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertuntu. Hamalik (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan). Motivasi memiliki kekuatan yang sangat tinggi yang kemudian membentuk aktivitas nyata dalam berbagai kegiatan.
                Motivasi bisa dikatakaan selalu berdampingan dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang terhadap sesuatu yang diinginkan, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya sekuat tenaga. "Hanya dengan motivasi anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain" djamara(Aunnurrahman,2009:115).
                Dalam kegiatan belajar, peran guru untuk memotivasi siswa. Menyadari bahwa motivasi terikat erat dengan kebutuhan, maka tugas guru adalah meyakinkan siswa bahwa hasil yang belajar yang baik adalah suatu kebutuhan guna mencapai sukses yang dicita-citakan. Perilaku atau sikap yanng terpuji adalah kebutuhan, karena seorang kelak tidak dapat hidup harmonis dan diterima lingkungan sosial masyarakat bilamana ia tidak dapat menunjukan sikap atau perilaku yang baik. Keterampilan tertentu adalah kebutuhan, karena setiap pekerjaan membutuhkan keterampilan. Bilamana guru dapat merubah tujuan-tujuan belajar ini menjadi kebutuhan, maka siswa akan lebih mudah untuk melakukan aktivitas belajar.
                Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Motivasi internal atau eksternal adalah dorongan dari dalam individu untuk melakuakan aktivitas. Contoh, seorang siswa mempelajari pelajaran fisika sungguh-sungguh karena terdorong untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau mendalami mata pelajaran tersebut. Siswa yang lain mengerjakan tugas karena ingin mendapat nilai yang bagus ketika pembagian raport tiba.
                Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu. Tono seorang murid sekolah dasar , berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang tinggi pada mata pelajaran matematika misalnya, karena orang tuanya menjanjikan akan diberikan hadiah bilamana ia mendapatkan nilai tinggi pada pelajaran tersebut. Seorang atlit berusaha keras mencapai prestasinya, karena ingin mendapatkan predikat juara dan memperoleh sejumlah hadiah yang dijanjikan .
                Tentu saja setiap siswa melakukan aktivitas belajar diharapkan didorong oleh motivasi internal, karena hal itu terjadi pertanda telah tumbuhnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh.Namun demikian tidak berarti bahwa motivasi eksternal tidak memiliki posisi yang penting bagi para siswa, karena hasil-hasil penelitian juga banyak menunjukkan bahwa pemberian motivasi menjadi faktor yang memberi pengaruh besar bagi pencapaian hasil belajar atau kesuksesan seseorang.
                Motivasi eksternal melalui proses belajar dan interaksi individu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Sebagai contoh , rini seorang murid sekolah dasar pada mulanya terdorong untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang baik tiap kali ulangan pada salah satu mata pelajaran karena didorong oleh adanya janji orang tuanya yang akan memberikan hadiah jika mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dalam beberapa tahun terbukti rini mampu mencapai hasil belajar yang di harapkan seperti keinginan orang tuanya. Sejalan dengan perubahan waktu, kesadaran akan pentingnya nilai atau hasil belajar yang baik merupakan kebutuhan yang harus ia dapatkan. Ketika rini lulus sekolah dasar dan memasuki sekolah menengah pertama, orang tuanya tidak lagi menjanjikan untuk memberikan hadiah, jika ia mencapai prestasi yang baik. Namun rini tetap belajar giat karena ia menyadari bahwa hasil belajar yang baik adalah kebutuhannya sendiri, dan karenanya diberikan hadiah atau pun tidak hal itu harus ia raih. Contoh ini menunjukkan bahwa motivasi eksternal kini terlah berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik pada seseorang disebut “transformasi motif” (dimyati dan mudjiono, 1994:41).
                Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa sebagai berikut:
a.    Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek biologis, social dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
b.    Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha.
c.    Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
d.    Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar.
e.    Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
f.     Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku.
g.    Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang ingin belajar.
h.    Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan.
i.      Setiap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.
j.      Proses belajar dan kegiatan yang di kaitkan kepada minat belajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha:
a.    Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.
b.    Mengkondisikan proses belajar aktif.
c.    Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan.
d.    Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk di hargai, tidak merasa tertekan dsb).
e.    Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.
f.     Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa.
g.    Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.

2. prinsip keaktifan
                Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus di pahami, didasari dan di kembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar.keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika di butuhkan.
Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah mahluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar  yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang kearah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu. Keadaan ini menyebabkan setiap guru perlu menggali potensi-potensi keberagaman siswa melalui keaktifan yang mereka aktualisasikan dan selanjutnya mengarahkan aktifitas mereka kearah tujuan positif atau tujuan pembelajaran. Hal ini pula yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat memberikan dan mendorong seluas-luasnya keaktifan.Ketidak tepatan pemilihan pendekatan pembelajran sangat memungkinkan keaktifan siswa menjadi tidak tumbuh subur, bahkan mungkin justru menjadi kehilangan keaktifannya. Menurut teori belajar kognitif , belajar menunjukkan Adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Bahkan sekedar mengadakan transformasi, karena jika kita cermati paham konstruktivis semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari pikiran orang yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertian kepada seorang murid, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh si murid lewat pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa yang diajarkan atau dijelaskan oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu tidak dapat begitu saja dipindahkan, melainkan harus dikonstruksikan atau paling tidak diinterpretasikan sendiri oleh siswa.
    
 Dalam proses konstruksi itu menurut Glasersferld, diperlukan beberapa kemampuan :
(1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman
(2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan    perbedaan
 (3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada pengalaman yang lain. Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalaman-pengalaman tersebut. Kemampuan membandingkan penting untuk menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus, serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk dapat membuat klasifikasi dan membangun suatu pengetahuan.
                Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya keaktifan anak di dalam proses pembelajaran. Potensi-potensi anak hanya mungkin dapat dikembangkan, bilamana proses pembelajaran mampu melibatkan peran aktivitas intelektual, mental, dan fisik anak secara optimal.
               
Implikasi prinsip keaktifan atau aktifitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah :
a.    Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.
b.    Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
c.    Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
d.    Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e.    Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.

3. Prinsip Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati, dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri. Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langung. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam krucut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Keterlibatan langsung siswa memberi banyak sekali manfaat baik manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran tersebut, maupun manfaat jangka panjang setelah proses pembelajaran terjadi. Sebagaimana telah banyak dibahas pada bagian sebelumnya, terutama berkaitan dengan teori-teori belajar, bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu perubahan. Perubahan-perubahan sebagai akibat hasil belajar sebagian dapat di lihat pada waktu relatif singkat, bahkan bersamaan dengan kegiatan belajar itu sendiri. Namun sebagian besar perubahan hasil belajar tersebut dapat diamati atau perubahannya memerlukan waktu yang lama. Perubahan tingkah laku dalam waktu yang cepat sebagai akibat terjadinya proses belajar misalnya perubahan-perubahan motorik atau aspek-aspek keterampilan. Anak belajar cara memegang pensil yang benar, belajar merapikan buku, meraut pensil, membuat kapal-kapalan dari kertas. Ibu-ibu belajar membuat kue, memasak, menjahit pakaian. Berkenaan dengan aspek kognitif, misalnya anak belajar membaca, berhitung, menulis, dan sebagainya. Perubahan-perubahan sebagai hasil belajar berkenaan dengan aspek-aspek di atas, pada umumnya dapat dilihat dalam waktu yang singkat, meskipun proses menjadi lebih baik juga memerlukan waktu yang lama. Perubahan-perubahan tingkah laku yang memerlukan waktu lama, misalnya melatih kemampuan berpikir kritis, merubah sikap, pengembangan aspek-aspek emosional. Bilamana proses belajar untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut melibatkan peran langsung siswa, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang lebih cepat karena siswa terlibat di dalam mengalami sendiri, atau mempraktekkan sendiri dimensi-dimensi kemampuannya. Dengan demikian pula sekaligus siswa mengetahui kemampuan-kemampuan dirinya, sehingga memungkinkan tumbuhnya dorongan atau motivasi untuk mengembangkan diri.
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah :
a.    Mengaktifkan peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaikan tugas.
b.    Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa di dalam praktik penggunaan tersebut.
c.    Memberi keleluasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
d.    Memberikan tugas-tugas praktik.
Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibatan langsung ini adalah : (1) siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam melakukan aktivitas pembelajaran (2) siswa dituntut untuk aktif mengerjakan tugas-tugas.

4. Prinsip Tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusaan. Bilamana anak merasa teertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas  Chicago dikenal karena penelitiannya dalam mendokumentasikan suatu keadaan flow, yang dia definisikan sebagai suatu “keadaan di mana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan tak berarti lagi”. GolemanMenjelaskan tentang keadaan flow ini. Jika tuntutan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika tuntutan terlalu besar untuk di atasi, mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah genting antara kebosanan dan kecemasan.
Kurt  Lewin dalam sebuah teori yang di namakan nya “ teori medan” ( field theory ), mengemukakan bahwa siswa di dalam suatu situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Di dalam situasi belajar ,siswa berhadapan degan cita-cita yang ingin dicapainya,akan tetapi ia selalu di hadapkan pada hambatan yaitu mempelajari bahan belajar. Melalui motif dalam dirinya dan dorongan dari luar ( termasuk guru ) tumbuh dorongan untuk mempelajari bahan belajar tersebut . Bilamana hambatan-hambatan belajar dapat di atasi dan tujuan belajarnya dapat tercapai, maka ia akan termasuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar motif pada anak tumbuh dengan kuat guna mengatasi hambatan yang di hadapi, maka bahan belajar harus menantang. Dalam keadaanini guru perlu sekali menemukan dan mempersiapkan bahan-bahan belajar yang menarik , baru dan mampu mendorong keikutsertaan siswa untuk mencermati dan memecahkan masalah. Bahan pelajaran yang diharapkan adalah yang sebesar mungkin memberi peluang dan dorongan bagi siswa untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.
Model-model pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima saja apa yang di berikan atau di sampaikan oleh guru, memiliki kadar keterlibatan mental yang sangat rendah. Dalam pandangan konstruktivisme semua pengetahuan yang kita peroleh adalah konstruksi kita sendiri.karena itu mereka menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada orang laen.
                Dalam kaitan dengan prinsip-prinsip tantangan ini diharapkan guru secara cermat dapat memilih dan menentukan pendekatan dan metode pembelajarn yang dapat memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar.
                Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu;
a.    Merancang dan mengelola kegiatan inguiry dan eskperimen;
b.    Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
c.    Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran;
d.    Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
e.    Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi;
f.     Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

       BAB III
KONDISI OBJEKTIF LAPANGAN

A. Keadaan Awal
                Kita ambil sebuah contoh penerapan prinsip pembelajaran bidang studi matematika yang terdapat di SDN 1 curah cottok. Pertama-tama seorang guru harus mempersiapkan diri untuk mengajar, dengan kata lain seorang guru harus mempelajari materi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Hal yang perlu disiapkan pada awal pembelajaran yaitu, meteran untuk mengukur luas kelas, kertas putih sebanyak siswa yang akan diajar, dan gunting untuk memotong kertas.

B. Keadaan Dalam Kelas
                Guru yang datang ke dalam kelas melakukan pembukaan seperti berdoa, tanya jawab keadaan atau kondisi setiap siswa, kehadiran siswa, dan sebagainya. Dan memberi pemanasan seperti memberi kuis atau CD (cepat dapat), siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru yang berupa perkalian akan mendapat satu permen dan pujian yang baik dari guru. Setelah pemanasan selesai dilakukan seorang guru mengawali pembelajarannya dengan cara memberi kesempatan pada siswa yang sudah memahami materi tersebut untuk menjadi tutor sebaya supaya siswa yang lain cepat memahami materinya dengan bahasa temannya yang mudah dimengerti dibandingkan bahasa gurunya. Ternyata semua siswa belum paham terhadap sub pokok bahasan mencari luas pada pelajaran matematika, untuk mempermudah pemahaman siswa guru menerangkan sedikit rumus mencari luas dan langsung mempraktikannya mengukur luas kelas menggunakan alat ukur meteran. Untuk melanjutkan pembelajarannya seorang guru menguji pemahaman siswa dengan cara mengajak siswa bermain.
Seorang guru mengajak siswa dalam kelas untuk belajar sambil bermain, permainan pada pembelajaran matematika adalah bermain bola salju. Guru memberikan kertas putih yang sudah digunting menjadi dua, jadi masing-masing siswa dapat dua kertas. Intruksi selanjutnya setiap siswa disuruh membuat soal tentang mencari luas sebanyak lima soal tanpa jawaban, semua siswa bertanya-tanya untuk apa buat soal kerena guru tidak memberi tahu bagaimana cara bermainnya, namun karena permainan tersebut merupakan perintah guru, jadi siswa mengikuti saja walaupun belum paham untuk apa. setelah semua siswa membuat soal,maka kertas yang ditulisi soal tersebut disuruh kremas dan kertas putih yang tanpa tulisan tetap di bangku. Lalu siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua untuk menempati samping kanan dan kiri kelas dengan posisi berdiri sambil memegang kremasan kertas yang berisi soal buatannya. Dengan tiba-tiba setelah siswa berdiri dengan rapi guru mengintruksikan untuk saling melempar kertas dengan temannya yang berlawanan arah selama dua menit. Keadaan di kelas menjadi gadu tapi semua siswa terlihat senang bermain lempar-lemparan sambil tertawa. Dua menit kemudian setiap siswa harus memegang satu kertas untuk dibawa ke bangkunya dan dikerjakan dalam waktu lima menit, setelah soal selesai dikerjakan lalu diberikan pada guru.
                Jadi dalam pembelajaran ini seorng guru perlu banyak mengeluarkan banyak tenaga, hanya cukup menjelaskan sedikit di awal dan memberikan intruksi akan menuntaskan pembelajarannya dan guru yang hanya duduk di depan akan mendapat banyak macam soal tanpa repot-repot membuatnya  karena setiap siswa sudah membuat lima soal yang berbeda, namun kendalanya siswa yang berdampingan dengan kelas ini merasa terganggu untuk melihat kegaduhan di kelas ini sehingga guru di kelas lain yang tidak menerapakn permainan juga pada kegitan mengajarnya sulit untuk menuntaskan materi ajarnya. Untuk menyikapi konsentrasi siswa ada satu kelas yang digabungkan pada kelas ini oleh gurunya, kebetulan mata pelajaran yang dikaji sama-sama matematika walaupun sub pokok bahasannya berbeda. Guru yang menggabungkan jadi satu kelas tersebut berprinsip untuk mengikuti keinginan siswa karena jika dipaksa hanya akan sia-sia dan konsentrasi yang terbagi tidak akan mampu menyerap materi ajar secara optimal.

C. Keadaan Sesudah Pembelajaran
                Sesudah pembelajaran selesai semua kesan siswa menunjukan masih kurang terhadap waktu pembelajarannya, tidak satupun yang siswa yang terlihat tanpa gairah belajar, bahkan yang dari kelas lain menginginkan guru tersebut mengajar di kelasnya. Kedaan akhir semua siswa ter motivasi belajarnya dengan adanya permainan sambil belajar dan siswa yang terlibat langsung akan mudah mengingat materi yang diberikan oleh guru.


       BAB IV
PEMBAHASAN

A. Prinsip Yang Digunakan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan bisa kita jelaskan bahwa prinsip pembelajarannya yang digunakan oleh SDN 1 curah cottok adalah prinsip perhatian dan motivasi, prinsip keaktifan, prinsip keterlibatan langsung, prinsip tantangan, dan prinsip belajar afektif.
1. prinsip perhatian dan motivasi
Strategi pembelajaran yang guru lakukan dengan cara belajar sambil bermain secara tidak sadar telah memfokuskan perhatian siswa untuk belajar dan dalam permainan bola salju membuat siswa termotivasi atau terdorong semangat belajarnya. Dengan kejadian ini SDN 1 curah cottok telah menerapkan prinsip pembelajaran perhatian dan motivasi karena kejadian yang ada sesuai dengan pengertian dan pengaplikasian prinsip perhatian dan motivasi bahwa Motivasi bisa dikatakaan selalu berdampingan dengan kebutuhan. Semakin besar kebuthan seseorang terhadap sesuatu yang diinginkan, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya sekuat tenaga. Anak SD selalu ingin bermain bahkan pada waktu sekolah dasar sangat membutuhkan dunia bermain, dengan kebutuhan yang siswa inginkan oleh SDN 1 curah curah cottok dimanfaatkan sehinggga penyampaian materi dapat disukai dan mudah diserap oleh siswa.
               
2. prinsip keaktifan
Prinsip pembelajaran keaktifan juga diterapkan oleh SDN 1 curah cottok. Yang menandakan bukti diterapkannya prinsip keaktifan yaitu siswa terlibat dalam pembelajaran dengan kata lain bahwa siswa juga ikut bermain peran dalam pembelajarannya yang membuat siswa aktif tidak hanya diam jadi pendengar. Karena Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus di pahami, didasari dan di kembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika di butuhkan.

3. prinsip keterlibatan langsung
Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati, dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri. Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langung. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam krucut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Hal ini pin diterapkan oleh SDN 1 curah cottok dengan mengukur luas kelasnya.

4. , prinsip tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusaan. Bilamana anak merasa teertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas  Chicago dikenal karena penelitiannya dalam mendokumentasikan suatu keadaan flow, yang dia definisikan sebagai suatu “keadaan di mana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan tak berarti lagi”. GolemanMenjelaskan tentang keadaan flow ini. Jika tuntutan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika tuntutan terlalu besar untuk di atasi, mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah genting antara kebosanan dan kecemasan. Oleh karena itu pembelajaran yang menantang bagi siswa dilakukan dengan cara bermain namun ada batasan-batasan waktu yang diberikan kepada siswa sehingga bentuk permainannya menjadi menantang dan menggairahkan semangat belajar siswa.

B. Hasil Pembelajaran
                Hasil pembelajaran yang diperoleh cukup memuaskan. Semua siswa peham dengan materi yang diberikan dan  Dengan adanya praktik, permainan, tantangan, dan sebsgainya 90% siswa mengingat dan mampu menerapkannya di luar sekolah

C. Dampak Pembelajaran
                Walaupun prinsip pembelajaran sudah dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan memiliki dampak terhadap kelas-kelas yang lain, yaitu:
1. Dampak positif
                a. semua siswa memahami materi
                b. pembelajaran menjadi fokus dan berkualitas
                c. pembelajaran menyenangkan
                d. siswa mampu menerapkannya di luar sekolah
                e. siswa merasa kurang belajarnya.
2. Dampak negatif
                a. Mengganggu ketenangan kelas lain
                b. Banyak waktu terbuang untuk bermain
                c. Tidak efisien terhadap semua mata pelajaran.
                d. Guru yang lain merasa terganggu waktu mengajar di kelas lain
                e. Pemborosan terhadap kertas.


                                                                     BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
                Prinsip belajar dapat diartikan sebagai pandangan-pandangan mendasar dan dianggap penting yang dijadikan sebagai pegangan didalam melaksanakan kegiatan belajar. Prinsip belajar dapat merupakan akumulasi pengalaman panjang guru tentang hal-hal positif yang mendukung proses terjadinya belajar dan pencapaian hasil belajar yang diharapkan, atau bersumber dari temuan-temuan penelitian yang sengaja dirancang untuk menguji faliditas prinsip-prinsip belajar tertentu yang diyakini efektivitasnya. Prinsip-prinsip belajar bermanfaat untuk memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar siswa dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi gur, kemampua prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan membantu meningkatkan efektifitas pengelolaan belajar sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaraan yang dirumuskan. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
                Bagi semua guru adalah sebuah tantangan pula untuk mengembangkan prinsip-prinsip pembelajaran agar dapat menjalankan kegiatan belajar tanpa mengganggu pembelajaran di kelas lain.









                                                      DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.

DepPorter, Bobby. (2000). Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa..

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah. , S B. Zain Awan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya






smga brmanfaat..........................







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS